Slank
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Slank adalah sebuah
grup musik di
Indonesia. Dibentuk oleh
Bimbim pada
26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi
cover band
dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil
menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh
sepanjang masa di Indonesia.
[butuh rujukan] Selain itu Slank juga menyandang predikat
Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per
show.
[1][butuh rujukan]
Sejarah
Sekilas
Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari
Cikini Stones Complex
(CSC) pada 26 Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari
anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo Setiawan
(drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well
Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu
Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri.
Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang
bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7
Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho
(gitar), dan Abdee (gitar).
Album Slank, di antaranya
Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990),
Kampungan (1991),
Piss (1993),
Generasi Biru (1994),
Minoritas (1996),
Lagi Sedih (1996),
Tujuh (1997),
Mata Hati Reformasi (1998),
999+09 (1999),
De-Bestnya Slank (2000),
Ngangkang (2001),
Virus (2001),
Virus Roadshow (2002),
Satu Satu (2003),
Bajakan! (2003),
Road to Peace (2004),
Plur (2005),
A Mild Live Reborn Republic Slank (2005),
Slankissme (2006),
Slow But Sure (2007),
The Big Hip (2008),
Anthem From The Broken Hearted (2009),
Jurus Tandur No.18 (2010),
Slank Party (2011),
I Slank U (2012),
I Slank U Repackage (2012) dan album
Slank Nggak Ada Matinya (2013).
Sementara itu, lagu
Gosip Jalanan dari album
PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota
Dewan Perwakilan Rakyat.
Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi
Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu
tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan
tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut
dibatalkan.
Rencana Slank untuk
Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan
The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album,
The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para
slanker,
sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD
Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album
terbaru Slank.
Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April
2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan.
Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam
termasuk air.
Awal Karier
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama
Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan
Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu
Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.
[1]
Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk
Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka
cowok selengean[1],
atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki
(gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan
menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para
Slanker.
Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu
sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya
harapan di Slank.
[1]
Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke tigabelas dengan
Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai
membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.
[1]
Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album
Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang
Memang dan
Maafkan
itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk
kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar
industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu
seperti tembang
Issabella milik Search. Musik padu-padan
rock and roll blues
a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka
yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang
saat itu masih sebatas minoritas.
Album kedua mereka,
Kampungan, meraih sukses yang sama.
[1] Single dari album ini
Mawar Merah dan
Terlalu Manis dibuat dalam dua versi.
Suka-suka dan
Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi
Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album
Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu
Nina Bobo.
1993 Desember, Slank merilis album ketiga
Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah
Piss dan
Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose
Jim Morisson
walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah
Bimbim, namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo,
tetangga seberang rumah Bimbim.
1994, Slank merilis
Generasi Biru dengan andalan
Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan
Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di
RCTI
dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50.
Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima
mereka,
Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single
Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul
Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.
Perpecahan
Pada saat menggarap album ke enam
Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.
[1]
Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau
mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau
parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah
bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim
bahkan berniat untuk membubarkan Slank.
Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan.
"Lo
jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah
loe! gue tulis surat Ini pake darah. Jangan sampe gue tulis surat
berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk
membunuh Bimbim jika Slank sampai membubarkan Slank tidak dapat
dihindari.
[2] Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan
[2]
Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu
sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project
Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album
Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single
Koepoe Liarkoe dan
Tonk Kosong
membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun
berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam
rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya,
tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus narkoba.
Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya,
Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.
Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang
semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan
posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya
pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga
Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 -
1999. 1998, di
Lubuk Linggau,
kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana.
Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. Hanya Kaka
yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis.
[3]
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba
seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan
barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya
bagus.
[4]
"Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba,
tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa
menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi
pengguna," ujar Kaka.
[4]
Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management
langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa kontrak
pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan
Abdee Negara yang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di
Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.
Semangat baru
Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album
Tujuh yang dirilis Januari 1997 dengan tembang handal
Balikin.
Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari
ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba
menguatkan niat mereka. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut
diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas negatif
terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy
dalam hitungan minggu. Bimbim menyumbang suaranya dalam
Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah
Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank.
Album
Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi.
Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul
Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang
Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album
Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim
Soeharto
runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim
memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi
lagu yang dia nyanyikan,
Aktor Intelektual dan
Nggak Mau Percaya.
Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset
original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada
pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara
live di album ini.
1998, Slank menyelenggarakan
Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu
Pintu dan
Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di
Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul
999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single
Bintang Kesiangan dan
Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah
Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta
Malam Minggu Lagi.
Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank
mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang
pas dijadikan single. Lagu
Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album.
Sista Petty album abu-abu dan
Friday
album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa
dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis
bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel
De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu
Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di
Potlot.
Virus dirilis pada 2001. Berisi single
Virus, Jakarta Pagi Ini,
dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan
keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang
Lembah Baliem dengan akhiran
Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan
Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu
Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
Sukses album, Slank mengeber konser
Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul
A Mild Live Slank Virus Road Show bonus
I Miss You But I Hate You dan
Koran Koranan Slank,
media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli
kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah
Konser
Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu
Pak Tani merekam keributan penonton di Jember,
[5]
dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai
kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak
mungkin. Di lagu
Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu
Kamu Harus Pulang yang menjadi pamunskas.
Slank merilis album studio kesebelas
Satu Satu (11) 2003.
Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan
Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film
Novel Tanpa Huruf R.
Lagu Gara-Gara Kamu
tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan
produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan
bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi
AMI Award kategori
Album Rock Terbaik . Cover depan album ditulis
Edisi khusus suami-istri.
Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek
namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah.
Di
Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan
Marshanda dan beberapa remaja lainnya.
[butuh rujukan]
Slank lalu menyelenggarakan
Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka :
Bajakan,
sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu
lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat
dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga
Slank ini.
That's All, direkam pada konser
Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul
Bendera 1/2 Tiang
yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi
live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South
Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band
pun ikut berkolaborasi di lagu
I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario
RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album
Bajakan.
Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak
bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh
bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser
Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini.
Ending album
Bajakan adalah
Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama
Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.
[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul
Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya
Netral,
Ungu,
Koil, dll.
Live perdana dunia
Memasuki tahun 2004 Kaka mengubah citra dirinya dengan rambut
mohawk. Slank dan
Naif menggelar konser bersama bernama
Road to Peace 24 Kota.
Pada kesempatan konser ini Slank membawakan lagu-lagu baru dan belum
pernah direkam secara live untuk dijadikan album berikutnya. Jika
biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour, kali ini tidak.
Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian
merilisnya. Album ini diberi nama
Road to Peace. Naif berkolaborasi di lagu
Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank beserta lagu
P3K yang juga direkam di Potlot. Lagu lainnya direkam langsung di atas panggung.
Mars Slankers dan
Salah menjadi andalan album ini.
Ada juga karya Mochtar Embut berjudul
Mars Pemilu dengan
aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live
pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album
secara live seperti
Greateful Dead dan
Blues Traveler,
namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang
dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu
untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka
akan show. Bahkan lagu
Make Love Not War direkam saat Slank sedang
checksound di
Yogyakarta. Klip lagu
Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan pada lagu
Salah,
lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut. Bonus album ini adalah
poster dan masker berlogo peace karya Slanker Makassar bernama Firman.
2004, Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara
MTV Asia Aid, Thailand, dan membawakan
Karikatur, album
Satu-satu. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah
Simple Plan,
Rain,
Siti Nurhaliza,
Namie Amuro,
Jay Chou,
Hoobastank, dll. Akhir 2004, merilis
P.L.U.R, singkatan
Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank yang sebelumnya setia dengan jargon
Piss. ANdalannya
Ku Tak Bisa, Biru, dan
Juwita Malam ciptaan
Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu
Juwita Malam dan
Biru masuk dalam soundtrack film
Banyu Biru yang dibintangi
Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu
Indonesiakan Una. Bonus sticker, poster, kalender. Akhir tahun 2005 majalah
GitarPlus mengapresiasi Slank dengan album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan
Gigi,
Edane, dan
Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung
blues rock 'n roll menyaru ke permainan gitar
rock modern.
2004 pula, ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota
Surabaya, 26 Desember, bertepatan dengan bencana besar di
Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu
Atjeh Investigation. Lagu
Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.
[butuh rujukan]
Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk
mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album
P.L.U.R tersebut. Akhirnya pada awal tahun 2005, Slank dan
Iwan Fals diajak oleh
Deteksi Production untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul
Bersatu Dalam Damai.
Dalam konser Slank dan Iwan Fals terkumpul 2,9 Milyar Rupiah yang
kemudian disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh dan
sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga
angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke
Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini dimana Kaka harus
dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang
mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan.
Konser ini diakhiri di Ancol.
Tahun
2005, Slank di daulat
MTV Indonesia menjadi Icon.
[butuh rujukan] Saat itu Slank berhasil mengalahkan
Dewa dan
Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di
TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh
Gigi,
Seurieus,
Netral,
Shanty dll. Slank sendiri tampil di akhir acara dengan lagu-lagunya.
[6]
2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya tampil di Korea Selatan. 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota
Gwangju.
The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul
Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu
Bang Bang Tut dan
Virus (English Version).
Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band, musisi
yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk
ke dalam album mereka masing-masing.
Masih pada tahun yang sama, Abdee Negara melelang gitar
Fender Stratocaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta.
Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari
JAVA Musikindo
itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat
meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia
menemaninya saat rekaman maupun tour Slank sejak pertama Abdee
bergabung. Harga tersebut dinilai sangat tinggi melebihi bayangan
awalnya. Ivan juga sempat melelang bass
Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.
Di tahun
2005, Slank merilis klip live DVD dan VCD. Diambil dari konser
A Mild Live Soundrenaline
dengan materi lagu lima kota tempat berlangsungnya konser seperti Bali,
Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Slank juga mengajak vokalis
Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu
I Miss You But I hate You.
Ajaran Slankissme
Akhir
2005, Slank merilis album studio ke-14, Slankissme. Hingga pada ulang
tahun Slank ke-22 tahun di Ancol mereka telah memainkan materi album
tersebut. Konser ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh
PAS Band,
Peterpan,
Naif,
Seurieus,
J-Rock's,
The Brandals,
Speaker F1rst,
Teamlo,
Melanie Soebono,
Ratu,
Cokelat,
Jacko,
Shanty dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu.
Slankissme sendiri adalah sebuah akronim dari
Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan
Slankisme. Bimbim menyebut bahwa ada
13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para
Slanker, agar mengerti dan menjalani. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim.
Tiga belas ajaran gak sempurna ini dijadikan
Manifesto Slank,
dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu
negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan
manifesto-nya tersebut. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari
Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang balada
Gak Ada 2nya serta
Yang Manis, ketiganya dibuat klip.
Kritis BBM dan
Alami (Slank bermain akustik disini) diciptakan dalam sehari.
2 Januari 2006, Slank berangkat ke
Jepang dengan tujuan acara
Charity for Sumatra.
Kemudian Slank gencar mempromosikan album barunya. Baik dari live on
air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota di
Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena pada
tahun ini, selain promo album
Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser
Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank
Since 1983 di
Malaysia
dan promo di negara tersebut. Di Malaysia, Slank harus kerja keras dan
mereka kelelahan karena interview di televisi, radio serta media cetak
disana. Puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta
foto bersama.
Di
Ngedjinggo Bareng Slank ini, mereka selalu mampir ke suatu
tempat untuk kegiatan sosial yang melibatkan rakyat kecil dan juga
kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di
televisi, lalu juga konser sebagai penutup di event musik terkenal
Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk
mengisi acara di lima tempat
live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana. Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa
CD demo
album Slank yang telah dialihbahasakan ke bahasa Inggris agar albumnya
bisa rilis di luar negeri. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan
usaha agar bisa terbang dan bermain di sana.
Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada.
Blues Saraceno, mantan gitaris group band
Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di
Musician Institute,
Hollywood,
hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi
seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group
Crowned King,
Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada.
Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues
Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri karena mereka
telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh
Slank di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunialah tujuan berikutnya
Slank. Slank ingin kembali menjadi
underground, yang belum
dikenal oleh siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya
Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu
yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.
[butuh rujukan]
Tahun 2006 ditutup dengan sebuah pesta ulang tahun yang ke 23 berjudul
23rd Slank Indie Festival. Dengan dua panggung, acara ini memang banyak mengambil musisi-musisi jalur Indie seperti
Nidji,
Steven n Coconut Trezz,
Suicidal Sinatra,
The S.I.G.I.T,
Sheila on 7 dll.
Pro-KPK digugat DPR
2007, Slank kembali mengeluarkan
Slow But Sure.
Inilah album yang bisa dibilang jawaban permintaan akustik Slank. Di
album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang
ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan
selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu
Me & Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu
Sin City. Kemudian ada lagu
My Scooter Love, diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir lagu suara
Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul
Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu.
Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff nya. Karena ada kata yang
mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu
ini di putar di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar
lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada sebuah
hidden track di lagu ini berjudul
Lilo. Lagu ini tidak tercatat di album tersebut tapi liriknya terdapat di
booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game
Lilo. Single album ini adalah
Cinta?, Slalu Begitu, dan
Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah sebuah boxer.
[butuh rujukan]
Slank masih melanjutkan acara tour
Ngedjinggo Bareng Slank di musim yang kedua ini bersamaan dengan promo
Slow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya duduk di sebuah
koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu
Me & Reny, Slank melakukan rotasi. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi.
Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun
2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser Slank untuk
perilisan album internasional pertamanya. Slank yang biasanya tampil di
semua kota dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya
mengambil jatah satu kota.
Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus
menyusul karena masalah visa. Nama aslinya yang berbau islami menjadi
pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika.
Maklum saja, pasca isu teroris berkembang, Amerika selalu waspada dan
sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari negara Arab. Hal itu
pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya
yang berbau Arab.
Rekaman Slank di
Studio City Sound
dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah
Ridho datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi
bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho
memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat
membuat sebuah lagu berjudul
Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya pada tahun 2008.
Tahun 2008, Slank sempat akan digugat oleh DPR karena saat itu Slank aktif mendukung
KPK
dan sempat memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk
dukungannya dan aktif bersuara saat melakukan pertunjukan. Namun
ternyata ada lagu yang berjudul
Gossip Jalanan (dari album PLUR, tahun 2005) yang dianggap menyakiti lembaga tertentu.
[7][8]
Kasus tersebut sempat ramai dibicarakan, dan banyak dukungan datang
untuk Slank. Slank pun kerap dapat banyak permintaan membawakan lagu
tersebut saat mereka melakukan pertunjukan.
Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. Slank berkenalan dengan musisi dari
Jepang bernama
The Big Hip.
The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personel tersisa
melakukan jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk
membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip diboyong di pesta ulang
tahun Slank ke-24 di Surabaya dengan titel
From Slank With Love yang menampilkan
Maia Estianti,
T2,
Sarah Idol,
Sherina,
Astrid,
Julia Perez, dan
Nirina Zubir.
Generasi biru
Pada tahun 2009, Slank bermain film yang diberi judul
Generasi Biru. Film ini bekerja sama dengan sutradara handal
Garin Nugroho.
Filmnya menceritakan tentang perjalanan karier Slank dalam bentuk
koreograpi. Para personel Slank menjadi dirinya sendiri. Ada 3 unsur
dalam film ini. Yang pertama adalah animasi, koreo, dan dokumenter Slank
yang kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day. Banyak lagu
Slank yang juga diputar di film tersebut yang kemudian dirilis albumnya
dengan tambahan dua lagu yaitu
Slank Dance dan
Monogami. Di IMDB, nilai untuk film
Generasi Biru mendapat nilai 7,4.
Nggak Ada Matinya
2013,
di usia ke-30 tahun, Slank secara khusus menghadirkan beragam
persembahan istimewa untuk Slankers yang selalu setia mendampingi Slank
dalam situasi apapun terdapat : Film layar lebar, konser Road To 30th,
konser akbar HUT 30th dan sebuah album terbaru Slank yang keseluruhannya
merujuk pada satu jargon yaitu Slank Nggak Ada Matinya. Ini adalah
album ke-20, terdapat 11 buah lagu. Album ini pun diproduseri sendiri
dengan SLANK Record sebagai executive producer, PT. Virgo Ramayana Music
& Entertainment sebagai distributor & Slank Records/PT.Nadaku
Musik sebagai publisher.
Mereka bekerja sama dengan KFC Indonesia & Music Factory. Album
ini direkam selama ramadhan, 12– 31 Juli 2013 di studio Slank Rec,
Potlot, yang direkam serta diramu-akhir oleh
Nandathebreng.
Mastering album dikerjakan oleh Hok Laij. Album diedarkan dalam compact
disc dan tersedia di seluruh store KFC se-Indonesia. Didalamnya, Slank
turut menyertakan Pidato Soekarno di awal lagu
Ngindonesia (courtesy of Youtube).
Reuni
Slank satu panggung dengan mantan personelnya
Pay (gitar),
Reynold (gitar) dan
Indra Q
(keyboard,piano), yaitu ketika merayakan ulang tahun ke 30 di Gelora
Bung Karno, 13 Desember 2013. Minus Bongky yang belum pernah turut dalam
konser bersama.
Ngeslank Rame-Rame
Pada ulang tahun ke-31, Slank bekerja sama dengan
Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara untuk menggelar konser yang bertema
Ngeslank Rame - Rame acara berlangsung dengan lancar dan meriah, banyak bintang tamu yang hadir seperti
Tata Janeeta ,
Poppy Sovia dll.
Diskografi
Album Studio
- Suit... Suit... He... He.. (Gadis Sexy) (1990)
- Kampungan (1991)
- Piss! (1993)
- Generasi Biru (1994)
- Minoritas (1996)
- Lagi Sedih (1997)
- Tujuh (1998)
- Mata Hati Reformasi (1998)
- 999+09 (Abu-Abu) (1999)
- 999+09 (Biru) (1999)
- De Bestnya Slank (2000)
- Ngangkang - Single (2001)
- Virus (2001)
- Satu Satu (2003)
- Road to Peace (2004)
- PLUR (2004)
- A Mild Live Soundrenaline Reborn Republic Slank (2005)
- Slankkissme (2006)
- Slankography (Repackaged) (2006)
- Slow But Sure (2007)
- The Big Hip (2008
- Anthem For The Broken Hearted(2009)
- Jurus Tandur No. 18 (2010)
- I Slank U Mini Album (2012)
- I Slank U Repackage
- I Slank U The Album (2012)
- ISLank (ISL-Slank) Mini Album (2012)
- Slank Nggak Ada Matinya (2013)
- Indonesia WOW - Single (2014)
- NgeSlank Rame Rame - Single (2014)
- Halal (single religi) (2015)
- Restart Hati (2015)
Album Live
- Konser Piss 30 Kota (1998)
- Virus Roadshow (2002)
- Bajakan (2003)
- Road to Peace (2004)
Album Soundtrack
- Ost. Get Married (2007)
- Ost. Generasi Biru (2009)
- Ost. Get Married 2 (2009)
- Slank Party (2011)
Album Mini
- I Slank U (2012)
- ISLankU (ISL-Slank) (2013)
Serba-serbi
Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja
berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank juga telah berhasil
membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya
sikap. Dan Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif,
yang dikenal sebagai
Slankers dan penggemar cewek dikenal dengan sebutan
SLANKY [2].
Slank Fan Club
Slank Fan Club (SFC) adalah
club
resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar
fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers
terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998.
Bunda Iffet, sebagaimanager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah
ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang,
sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan.
Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang
sekarang diberi nama Slank Fans Club.
[9].
Saat konser di Southorn Stadium, Hong Kong, Slank meresmikan
pembentukan kelompok slankers di Hong Kong. Peresmian Community Slankers
Hong Kong (Comsho) itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bimbim
dan Bunda Ifet.
[2]
Buletin Slank
Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah
newsletter
yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi
jadwal, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya.
Nama
buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker
melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka
masing-masing.
Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.
Koran Slank
Koran Slank diterbitkan pertama kali pada
10 Maret 2002.
Trivia
- Hampir 90% lagu-lagu Slank diciptakan oleh Bimbim.
- Ketika Bimbim di operasi, Slank tetap bermain di acara on air di
televisi tanpa Bimbim. Bimbim menonton teman-temannya bermain dari
televisi.
- Menurut Ivan, Abdee pernah menendang sampai terjatuh ampli dan
headnya karena kesal terhadap sound gitar nya yang tidak sesuai dengan
yang diinginkannya.
- Abdee dan Ivan berasal dari satu band yaitu Flash. Dan Ivan lah yang
merekomendasikan Abdee untuk mengisi kepergian Reynold yang hengkang
pada tahun 1996
- Ridho memiliki sebuah tempat usaha Futsal
- Kaka adalah seorang rocker yang hanya tamat Sekolah Dasar. Dia drop out saat SMP
- Cita-cita awal Kaka adalah menjadi seorang pemain sepak bola
- Bongky, Indra dan Pay membentuk sebuah band bernama BIP setelah keluar dari Slank
- Ketika Bimbim bernyanyi di sebuah konser, hampir dipastikan seluruh Slanker duduk.
- Bunda Iffet pernah menulis sebuah buku pada 2004 dan diberi judul Bundaku Sayang
- Selain sebagai gitaris, Ridho juga bermain keyboard untuk lagu-lagu
Slank yang menggunakan piano/keyboard. Hal itu dikarenakan karena di
antara personel Slank, Ridho lah yang paling fasih memainkan alat musik
tersebut
- Pada tahun 2002, Abdee pernah melakukan jam session dengan gitaris kenamaan, Paul Gilbert.
Meski hanya beberapa menit. Dan pada tahun 2006, Abdee menjadi opening
artist di konser Paul Gilbert di Ancol bersama sama dengan Eet Sjahranie (Edane), dan John Paul Ivan (Eks. Boomerang (band)) dengan membawakan lagu Juwita Malam karya Ismail Marzuki.
- Slank kerap kali membagikan bonus disetiap album yang di rilisnya.
Bonus nya bervariasi. Dari mulai sticker, kalender, poster, masker, pick
guitar, boxer, tali handphone, kaus, dan bahkan kondom. Hal itu
dimaksudkan agar orang terutama Slanker membeli produk aslinya.
- Slank adalah band indie, karena merekalah yang menjadi produsernya sendiri
- Lagu Slank berjudul Lagi Gampang (album Tujuh), diaransemen ulang oleh penyanyi wanita Melanie Soebono, yang juga merupakan anak dari promotor Adrie Soebono
- Slank mempunyai crew yang diberi nama Jaddah Slank
- Abdee pernah menjadi konsultan gitar di majalah GitarPlus dari tahun
2004-2006. Disitu, pembaca boleh mengirimkan pertanyaan seputar gitar
dan dijawab langsung oleh Abdee
- Lagu Slank berjudul Terlalu Manis masuk dalam 30 Lagu Akustik Wajib Kulik versi majalah GitarPlus Mei 2005
- Lagu Slank berjudul Juwita Malam pun pernah masuk dalam lagu yang diaransement ulang terbaik versi majalah yang sama, GitarPlus
- Album pertama Slank, Suit-suit... He He (tahun 1990), diakui
oleh beberapa musisi sebagai album favoritnya. Sebut saja Iman
(J-Rocks,Funky Kopral), Opet Alatas (Tiket,GIGI), dan gitaris Eet
Sjahranie (Edane,God Bless)
- Ridho pernah memberikan gitar kepada Eet Sjahranie. Gitar yang diberikan adalah gitar endorsement nya Ridho.
- Para personel Slank mempunyai hobby olahraga yang sama yaitu Sepak bola dan pernah mendirikan SSC (Slank Soccer Club)
- Abdee juga sempat tercatat pernah membantu Sherina, untuk mengisi permainan gitar slide nya di lagu berjudul Sendiri
- Lagu Slank berjudul Memang, Pulau Biru, dan Terbunuh Sepi masuk dalam 150 Lagu terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone Indonesia
- Album Slank Suit-suit... He he dan Kampungan masuk ke dalam 150 Album Terbaik Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stones Indonesia
- Album The Big Hip pun masuk sebagai album terbaik di 2008 versi majalah Rolling Stone Indonesia