Minggu, 08 Oktober 2017

Air Supply

Air Supply

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air Supply
Airsupply.jpg
Latar belakang
Asal Bendera Australia Melbourne, Australia
Genre soft rock
Tahun aktif 1976 - sekarang
Label Arista, BMG, Giant, EMI, Flashback
Situs web AirSupply-Online.com

Anggota Russell Hitchcock
Graham Russell

Mantan anggota Chrissie Hammond
Jeremy Paul
Frank Esler-Smith
David Moyse
Rex Goh
David Green
Ralph Cooper
Air Supply adalah grup soft rock asal Australia yang mengetengahkan duo Graham Russell dan Russell Hitchcock. Graham Russel (gitar, vokal) lahir sebagai Graham Cyril Russell, 11 Juni 1950 di Sherwood, Nottingham, Inggris. Russell Hitchcock (vokal) lahir sebagai Russell Charles Hitchcock, 15 Juni 1949 di Melbourne, Victoria, Australia.

Karier

Awal karier

Russell dan Hitchcock pertama kali bertemu pada hari pertama latihan pementasan musikal Jesus Christ Superstar produksi Andrew Lloyd Webber/Tim Rice di Sydney, 12 Mei 1975.[1] Masih pada tahun yang sama, keduanya membentuk Air Supply. Formasi awal terdiri dari 5 orang, termasuk Russell dan Hitchcock, Chrissie Hammond serta dua anggota lain. Hammond keluar dan digantikan Jeremy Paul sebelum Air Supply menghasilkan singel hit pertama, "Love and Other Bruises" (1976). Singel tersebut dilanjutkan album perdana yang juga diberi nama Air Supply. Album ini laku hingga meraih piringan emas di Australia. Musisi pendukungnya termasuk pemain kibor dan penulis aransemen Adrian Scott, pemain drum Jeff Browne, dan gitaris Mark McEntee. Di antara singel-singel di awal karier mereka terdapat "Empty Pages" dan "Do What You Do". Akhir tahun 1976, sewaktu Rod Stewart tur di Australia, Air Supply diminta menjadi band pembuka.[2] Rod Stewart begitu terkesan hingga Air Supply diminta untuk terus menjadi band pembuka sewaktu Rod Stewart tur keliling di Amerika Serikat dan Kanada tahun 1977.[1]
Sekembalinya di Australia dan ditinggalkan oleh anggota yang lain, Air Supply hanya tinggal Russell dan Hitchcock. Mereka berdua percaya masih bisa sukses sebagai duo, dan merilis album rekaman ulang lagu-lagu hit mereka, Love & Other Bruises pada tahun 1977. Walaupun sudah cukup sukses, Russel dalam DVD tahun 1995 mengaku dirinya dan Hitchcock waktu itu begitu miskin hingga hanya bisa tidur di sofa hotel. Maksudnya supaya masih ada cukup uang untuk membeli roti, kemudian dibuat roti panggang.
Tahun berikutnya (1978), Air Supply memulai segalanya dari awal setelah mengumpulkan beberapa personel baru. Air Supply didukung musisi seperti Frank Esler-Smith (aransemen dan kibor), David Moyse dan Rex Goh (gitar), David Green (bass), dan Ralph Cooper (drum).
Pada tahun 1979, Air Supply merilis sebuah album konsep berjudul Life Support. Dengan Charles Fisher sebagai produser, album tersebut direkam di studio sempit bernama Trafalgar Studios di Sydney, Australia. Dalam wawancara yang direkam dalam DVD tahun 2005, Graham teringat betapa sempitnya ruangan studio. Hanya tersisa sekitar 1 cm antara dinding studio dan ujung gitarnya. Album Life Support berisi lagu "Lost in Love" dengan masa putar 5½ menit. Lagu yang diciptakan Russell hanya dalam 15 menit ini ternyata menarik perhatian pemilik label Arista, Clive Davis. Singel "Lost in Love" hasil remix Clive Davis dirilis sebagai singel di AS, dan laku di atas 2 juta keping.[3]

Tahun 1980-an

Album Lost in Love yang dirilis tahun 1980 menghasilkan 3 singel yang masuk urutan 5 besar tangga lagu di AS. Lagu "Lost in Love" sampai di urutan ke-3, "Every Woman In The World" di urutan ke-5, dan "All Out of Love" di urutan ke-2. Di AS, album Lost in Love laku sebanyak 2 juta keping.[4] Tahun berikutnya (1981), Air Supply merilis album The One That You Love. Ketika dirilis sebagai singel, "The One That You Love" sukses menduduki urutan nomor 1 di Billboard Hot 100. Dua lagu dari album yang sama juga masuk dalam 10 besar Billboard Hot 100, "Here I Am (Just When I Thought I Was Over You)" dan "Sweet Dreams". Singel ke-4 dari album The One That You Love, "I'll Never Get Enough" dirilis di Jepang. Singel hasil kerja sama dengan Jeanne Napoli, Gary Portnoy dan Judy Quay ini berhasil masuk urutan 10 besar di Jepang. Album ketiga yang dirilis tahun 1982, Now And Forever menghasilkan hit "Even The Nights Are Better" dan dua lagu lain yang masuk urutan Top 40, "Young Love" dan "Two Less Lonely People In The World". Album kompilasi Greatest Hits dirilis tahun 1983 dengan bonus lagu baru, "Making Love out of Nothing at All" karya Jim Steinman. Lagu "Making Love out of Nothing at All" merupakan salah satu hit terbesar Air Supply. Di AS, lagu ini bertahan 3 minggu di urutan ke-2, dan album Greatest Hits laku di atas 7 juta keping.[1]
Pada tahun 1984, film Ghostbusters memakai lagu Air Supply, "I Can Wait Forever". Walau hanya terdengar sayup-sayup sebagai lagu latar, "I Can Wait Forever" dimasukkan ke dalam album musik film Ghostbusters.
Video konser Air Supply yang pertama, Air Supply Live in Hawaii dirilis tahun 1985. Masih pada tahun yang sama, "Just As I Am" juga sukses di tangga lagu Billboard AS. Pada tahun 1987, Russell dan Hitchcock merekam sebuah album Natal, The Christmas Album sebelum Air Supply membubarkan diri pada tahun 1988. Masih pada tahun yang sama, Russell Hitchcock merilis album solo berjudul Russell Hitchcock. Film Arachnophobia memakai singel solo Hitchcock "Swear To Your Heart" pada tahun 1990 sebagai lagu latar.

1990-an

Pada 21 Agustus 1989, Air Supply kembali ditangani mantan produser lama mereka. Setelah mantan anggota lama Air Supply, Ralph Cooper kembali bergabung, mereka masuk studio untuk rekaman album The Earth Is yang dirilis Giant Records pada tahun 1991. Album The Earth Is berisi singel hit, "Without You", "Stronger Than the Night" dan "Stop the Tears". Video album The Earth Is World Tour dirilis oleh klub penggemar resmi Air Supply.
Pada tahun 1993, Air Supply merilis album The Vanishing Race yang bertemakan Suku Indian di AS. Album ini dibantu produser David Foster dan sederetan artis seperti Barbra Streisand, Chicago, Josh Groban, dan Celine Dion. Lirik lagu ditulis Linda Thompson (istri David Foster). Album The Vanishing Race sukses di Asia sehingga dibuat konser keliling dunia pada tahun 1993.
Album News from Nowhere yang dirilis tahun 1995 juga sukses di Asia. Di dalamnya terdapat lagu-lagu seperti: "Someone", "Always", dan lagu "Unchained Melody" yang pernah dibawakan The Righteous Brothers. Kesuksesan Air Supply di Asia ditandai dengan dirilisnya album kompilasi Now and Forever: Greatest Hits Live, CD dan DVD rekaman konser di Taipei.

Tahun 2000-an

Air Supply, 2015
Setelah album The Book of Love tahun 1997, Air Supply mengeluarkan album Yours Truly (2001), dan Across the Concrete Sky (2003). Air Supply sering mengadakan konser di Asia, termasuk di India, RRC, Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara. Dalam rangkaian tur keliling dunia Air Supply World Tour 2005, Air Supply main di 5 kota di Indonesia, Semarang, Makassar, Bali, Bandung, Pekanbaru, 16 Juni-24 Juni 2005. Sebelumnya, Air Supply pernah mengadakan konser Surabaya & Jakarta (23-24 November 2000), Jakarta & Medan (12-13 Agustus) 2003, dan Balikpapan (14 Desember 2004). Dan yang terakhir adalah di Malang & Yogyakarta (10-11 Maret 2015).[5]
Pada tahun 2005, Air Supply menjadi grup musik asing pertama yang diundang pentas di Havana, Kuba. Dari 2 kali konser yang direncanakan, Air Supply hanya manggung di hari pertama, 7 Juli 2005. Konser di hari pertama dihadiri 175 ribu penonton[1] sebelum keesokan harinya Kuba dilanda angin topan dan konser hari kedua dibatalkan.
Album akustik untuk memperingati 30 tahun Air Supply, The Singer and the Song dirilis tahun 2006. Pada 2 Desember 2006, mereka untuk kedua kalinya mengunjungi Kingston, Jamaika. Sebelumnya Air Supply pernah tampil dalam Festival Jazz dan Blues Air Jamaica, 28 Januari 2006.[6]

Diskografi

Album

Album solo Russell Hitchcock

Album solo Graham Russell

Singel

Video

  • Love And Other bruises (1976)
  • Bring Out The Magic (1977)
  • Lost in Love (1980)
  • All Out Of Love (1980)
  • Every Woman In The World (1980)
  • Even The Nights Are Better (1981)
  • Young Love (1981)
  • Here I Am (1982)
  • Keeping The Love Alive (1982)
  • The One That You Love (1982)
  • Making Love Out Of Nothing At All (1983)
  • Just As I Am (1985)
  • The Power Of Love (1985)
  • Lonely Is The Night (1986)
  • One More Chance (1986)
  • Stronger Than The Night (1991)
  • Without You (1991)
  • Stop The Tears (1991)
  • It's Never Too Late (1993)
  • Goodbye (1993)
  • Someone (1995)
  • Unchained Melody (1995)
  • Always (1995)
  • Strong Strong Wind (1997)
  • You Are the Reason (2001)

Steelheart

Steelheart

 

Steelheart merupakan grup band rock yang cukup berbasis di Norwalk, Connecticut, Amerika, dibentuk pada tahun 1990. Pada awalnya menggunakan nama Red Alert dengan anggota personil James Ward (bass), Chris Risola (gitar), Jack Wilkenson (drum) dan vokalis Miljenko Matijevic.
Setelah cukup lama mencari kontrak rekaman, akhirnya Red Alert berhasil mendapatkan tandatangan kontrak dan nama yang digunakan grup bandnya adalah Steelheart. Nama Steelheart kemungkinan menggambarkan betapa sulit dan lamanya grup band ini untuk mendapatkan kontrak rekaman
Pada tahun 1990, grup band ini mulai meledak dengan album debutnya dengan lagu hitnya yang berjudul "She's gone". Didalam lagu ini menampilkan vokal yang sangat fenomenal dari vokalis Miljenko Matijevic, sehingga membuat pencinta glam metal menjadi terbius dan dibuat terpesona menikmati suaranya tersebut. 
Suara vokal rock dari Miljenko Matijevic yang sangat dasyat serta mempunyai karakter tersendiri untuk setiap lagu yang dinyanyikannya, dan didukung oleh permainan gitar yang luar biasa dari Chris Risola, mampu membuat sukses lagu "Everybody loves Eileen" dan "Can not stop me lovin' You", demikian juga untuk lagu "Love ain't easy". Ketiga lagu ini menjadi catatan tertinggi bagi Miljenko Matijevic dari album Steelheart. 
Di film yang berjudul "Rock star", yang dibintangi oleh Mark Wahlberg, Miljenko Matijevic bertugas mengisi vokal pada saat tokoh Christ Cole, diperankan oleh Mark Wahlberg yang bernyanyi difilm ini. Salah satu lagu yang dinyanyikannya berjudul "We all die young" dari album "Steelheart".
Meskipun banyak lagu-lagu balada yang dihasilkan oleh steelheart seperti "Love ain't easy", "Can't stop loving You", yang terkesan cengeng tetapi grup band ini masih memperlihatkan kesan rocknya yang mencerminkan grup band rock asli. Dan justru dari lagu balada ini, Steelheart dapat mencapai sukses dan menjadi terkenal.
Album yang ke 2 berjudul "Tangled in reins", mampu menghasilkan lagu hit yang berjudul "Mama don't You cry". Lagu ini berhasil menjadi peringkat pertama di banyak negara di Asia Timur, meskipun albumnya hanya menjadi urutan ke 144 di tangga lagu Billboard. Didalam lagu-lagu album ke 2 ini menggunakan grunge inovasi yang mempunyai kekuatan hampir sama dengan lagu-lagunya Gun N' Roses.
Meskipun demikian album selanjutnya yang berjudul "Wait" yang menghasilkan lagu seperti "Wait", "We all die young", "All your love", "Forgive me", tidak sukses dan membuat Steelheart harus tenggelam di album ini, meskipun demikian single yang berjudul "Wait" berhasil diperingkat pertama di beberapa negara Asia.
 (Sumber : Wikipedia)

Iron Maiden

Iron Maiden

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Iron Maiden
Iron Maiden perfoming.jpg
Iron Maiden performing at 2008's Somewhere Back in Time World Tour. From left to right: Adrian Smith, Steve Harris, Dave Murray, Janick Gers.
Latar belakang
Asal Leyton, East London, England
Genre Heavy metal
Tahun aktif 1975 onward
Label EMI
Artis terkait Bruce Dickinson, Samson, Blaze Bayley, Paul Di'Anno, Wolfsbane
Situs web www.ironmaiden.com

Anggota Bruce Dickinson
Janick Gers
Steve Harris
Nicko McBrain
Dave Murray
Adrian Smith

Mantan anggota Blaze Bayley
Clive Burr
Paul Day
Paul Di'Anno
Dennis Stratton
Doug Sampson
Dennis Wilcock
Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain Bass, Steve Harris. Mereka telah meraih kesuksesan dan memengaruhi banyak kelompok Musik lainnya. Mereka juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy Metal.

Anggota

Saat ini

Pendiri

Diskografi

Iron Maiden - bass and guitars 30nov2006.jpg

Stinky

Stinky

 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stinky
Asal Jakarta, Indonesia
Genre Pop
Label Bulletin Musik
Situs web http://stinkyband.com/

Anggota Andre Taulany (Vokal)
Rangga (Keyboard)
Irwan (Bass)
Ndank (Gitar)
Edy (Drum)

Mantan anggota Ari (Vokal)
Nanno (Gitar)
Dona Amelia(Vokal)
Bayu (Gitar)
Stinky adalah grup musik Indonesia. Grup musik ini digawangi oleh Andre Taulany (vokal), Edi (drum), Nanno (gitar), dan Irwan (bas) Ndank (Gitar). Stinky telah berkiprah sejak tahun 1996. Stinky telah merilis 8 album di luar The Best Of Stinky dan Love Song Of Stinky. Album teranyar mereka bertajuk Pecinta Sejati dirilis tanggal 19 Mei 2007. Saat ini, lagu-lagu milik Stinky telah diarransement oleh grup musik papan atas seperti lagu Jangan Tutup Dirimu diarransemen dalam bentuk aliran pop rock oleh grup musik Kastil pada tahun 2008 dan lagu Mungkinkah diarransement dalam bentuk aliran rock oleh grup musik Last Child pada tahun 2011.
Stinky dan Andre Taulani sudah seperti dua sisi mata koin yang sudah tak bisa dipisahkan. Walau Stinky menggantikan posisi Andre dengan vokalis bernama Ari, lalu menggantikannya lagi dengan vokalis cantik bernama Dona Amelia, namun tetap saja mereka belum bisa 'mengubur' imej Andre di Stinky.
Andre yang ditemui wartawan di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, tadi malam, mengatakan dirinya kembali memperkuat Stinky bukan menjadi anggota tetap. Namun, proyek tersebut hanya ajang reunian, atau kalau Andre menyebutnya proyek kangen-kangenan.
"Jadi bukan gue balik ke Stinky, ini project kangen-kangenan aja. Udah lama enggak kumpul bareng. Stinky juga lagi kehilangan vokalis. Project-nya single, judulnya 'Sumpah Mati," kata Andre yang ditemui di Studio Hanggar, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 19 November 2013, malam.
Komedian kondang ini juga menegaskan jika Stinky tidak bubar, hanya saja vokalis Stinky sebelumnya memutuskan keluar.
"Jadi tetep kita berjalan, tetapi tidak ada ikatan resmi. Jadi awalnya karena vokalis yang lama nikah, Stinky kosong. Terus kita ketemuan ngobrol. Terus ternyata klop masalah waktunya. Kalo manggung kita sama-sama bisa pas weekend. Jadilah kita kerja sama sekarang," beber Andre.
Band yang kini diawaki Rangga (Keyboard), Irwan (Bass), Bayu (Gitar), Ndank (Gitar), dan Edy (Drum ) sudah meluncurkan 8 album studio. Saat vokalis Dona Amelia masuk ke band, Stinky merilis lagu daur ulang "Saat Ku Pergi" dan "Mungkinkah 2", dengan balutan suara wanita mereka ingin mengenang kembali lagu yang pernah bikin band Stinky meraih popularitas.
Dona lahir di Banten, 25 Januari 1986 mengungkapkan kepada media jika sosok Andre seperti kakak sendiri. Dia merasa optimis saat itu Stinky bisa tampil lebih ceria, lebih girly, lebih dance, dan lebih upbeat. Namun, kenyataannya masyarakat belum memberikan respon yang baik.

Diskografi


Slank

Slank

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Slank
Slank
Slank
Latar belakang
Nama lahir Slank
Lahir 26 Desember 1983
Bendera Indonesia Indonesia
Jenis musik Rock, Blues
Pekerjaan Band
Instrumen Gitar, Drum, Bass, Piano, Perkusi
Tahun aktif 1983 - sekarang
Perusahaan rekaman Slank Records
Mempengaruhi BIP
Situs resmi http://www.slank.com
Anggota
Bimbim (Drum)
Kaka (Vocal)
Ridho (Guitar)
Ivanka (Bass)
Abdee Negara Nurdin (Guitar)
Mantan anggota
Bongky (Bass)
Parlin Burman/Pay (Guitar)
Indra Qadarsih (Keyboard)
Reynold (Guitar)
Slank adalah sebuah grup musik di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh sepanjang masa di Indonesia.[butuh rujukan] Selain itu Slank juga menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per show.[1][butuh rujukan]

Sejarah

Sekilas

Slank kini adalah salah satu grup musik papan atas, yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC) pada 26 Desember 1983, yaitu grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. CSC terdiri dari Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Welly (vokal), yang banyak mengekspresikan kecintaan pada lagu-lagu Rolling Stones. Sayang, grup ini tidak bertahan dan membubarkan diri. Slank mengalami perubahan personel sampai 14 kali pada 1996 yang bertahan hingga sekarang. Formasi terakhir yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar), dan Abdee (gitar).
Album Slank, di antaranya Suit-Suit....Hehehe (Gadis Sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1994), Minoritas (1996), Lagi Sedih (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999+09 (1999), De-Bestnya Slank (2000), Ngangkang (2001), Virus (2001), Virus Roadshow (2002), Satu Satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), Plur (2005), A Mild Live Reborn Republic Slank (2005), Slankissme (2006), Slow But Sure (2007), The Big Hip (2008), Anthem From The Broken Hearted (2009), Jurus Tandur No.18 (2010), Slank Party (2011), I Slank U (2012), I Slank U Repackage (2012) dan album Slank Nggak Ada Matinya (2013).
Sementara itu, lagu Gosip Jalanan dari album PLUR yang dirilis pada 2004 berbuah sorotan dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Slank yang saat itu menjadi duta anti-korupsi untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap melecehkan dewan melalui syair-syair lagu tersebut. DPR-RI melalui Lembaga Kehormatan Dewan berencana melancarkan tuntutan pada grup anak muda ini, meski kemudian rencana tersebut dibatalkan.
Rencana Slank untuk Go International mulai terlihat di pertengahan 2008. Dengan kolaborasi dengan The Big Hip, sebuah band asal Jepang, menghasilkan sebuah album, The Big Hip. Di album ini, Slank menggunakan tiga bahasa sekaligus : Indonesia, Jepang dan Inggris. Bagi para slanker, sebutan bagi penggemar, Slank bakal memberikan bonus berupa VCD Exclusive kegiatan Slank di Jepang bila pembelian kaset atau CD album terbaru Slank.
Selain itu band ini juga giat mendukung berbagai acara sosial. April 2010, Slank tampil pada acara Earth Live yang mengusung tema lingkungan. Slank menyerukan perlunya hemat dalam menggunakan sumber daya alam termasuk air.

Awal Karier

Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang dibentuk oleh Bimo Setiawan Almachzumi atau Bimo Setiawan Sidharta (dikenal dengan Bimbim) pada dekade 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.[1]
Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean[1], atau lelaki urakan, dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para Slanker.
Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.[1] Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke tigabelas dengan Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid. Mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.[1]
Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy). Album yang menampilkan tembang Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan menampar industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu melayu seperti tembang Issabella milik Search. Musik padu-padan rock and roll blues a la SLank akhirnya dekat dengan anak muda di Indonesia. Gaya mereka yang khas, cuek, slengean, tapi bersahabat berhasil menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.
Album kedua mereka, Kampungan, meraih sukses yang sama.[1] Single dari album ini Mawar Merah dan Terlalu Manis dibuat dalam dua versi. Suka-suka dan Jualan. Namun anehnya, justru lagu yang versi Suka-suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Disini Kaka bermain harmonika. Di album Kampungan ini pun, Slank memasukkan lagu Nina Bobo.
1993 Desember, Slank merilis album ketiga Piss! yang merupakan plesetan dari kata peace. Jargon ini menjadi tren pada masa itu. Hits single album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga dengan cover album seorang model yang meniru pose Jim Morisson walaupun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim, namun faktanya model cover album tersebut adalah Adji Tarmo, tetangga seberang rumah Bimbim.
1994, Slank merilis Generasi Biru dengan andalan Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan Kamu Harus Pulang. 1995 Agustus, Slank mengisi sebuah acara di RCTI dalam rangka menyambut Hari Jadi Kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Mereka membawakan beberapa lagu dari album Generasi Biru. Album ke lima mereka, Minoritas, dirilis Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut sukses dipasaran. Di album tersebut, Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat. Tidak ada aransemen apapun, hanya suara Bimbim saja.

Perpecahan

Pada saat menggarap album ke enam Lagi Sedih, Bimbim memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.[1] Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank.
Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan. "Lo jangan kurang ajar ya Bim! Kalo Slank ampe bubar, berarti Itu salah loe! gue tulis surat Ini pake darah. Jangan sampe gue tulis surat berikutnya pake darah lo!" Surat bernada ancaman dan bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Slank sampai membubarkan Slank tidak dapat dihindari. [2] Kaka dan Bimbim akhirnya tetap menggarap album ke enam dengan bantuan musisi tambahan[2]
Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini. Album Lagi Sedih dirilis pada Februari 1997. Single Koepoe Liarkoe dan Tonk Kosong membuktikan Slank masih bisa bertahan. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian pertunjukan, Reynold menyatakan keluar dari Slank. Alasannya, tidak kuat dengan Bimbim dan Kaka yang masih terjerumus narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan.
Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi. Kemudian, Ivanka yang semula hanya additional bass player akhirnya ditarik resmi menggantikan posisi Bongky. Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka. Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai sejak 1994 - 1999. 1998, di Lubuk Linggau, kehabisan narkotika dan sakau karena tidak barang seperti itu disana. Bimbim tidak bisa bangun, ketika wartawan meminta wawancara. Hanya Kaka yang terpaksa dengan susah payah menyambut para jurnalis.[3]
Kini, Slank membantah anggapan bahwa dengan mengonsumsi narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus.[4] "Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka.[4]
Slank, sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa kontrak pertunjukan di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara yang sebelumnya sudah bersahabat ketika satu band di Flash. Sedangkan manager, Mbak Wiwid, mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz alias Ridho yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya.

Semangat baru

Masuknya Abdee dan Ridho, Slank melanjutkan perjalanan bermusiknya. Hasilnya album Tujuh yang dirilis Januari 1997 dengan tembang handal Balikin. Lagu ini menandakan Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang bersih narkoba menguatkan niat mereka. Mereka menyatakan berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak, namun karena sudah imbas negatif terhadap penggemar mereka akibat narkoba. Album terjual satu juta copy dalam hitungan minggu. Bimbim menyumbang suaranya dalam Bimbim Jangan Menangis, curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain kibor di lagu ini. Pada tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan tata kelola Slank.
Album Mata Hati Reformasi kemudian dirilis yang banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan pada zaman reformasi. Ketinggalan Zaman jadi andalan. Slank, mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di album ini juga terdapat tembang Siapa Yang Salah yang seharusnya dirilis pada album Tujuh namun terkena sensor. Paska rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut dimasukan dalam album ini. Kaka dan Bimbim memainkan semua lini hingga jadi karya. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan, Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara live di album ini.
1998, Slank menyelenggarakan Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran dengan bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album tersebut dominan dengan tema politik. Bimbim bernyanyi di Kalo Aku Jadi Presiden dengan gubahan sana-sini. Disetiap lagu, tampil orasi dari Kaka maupun Bimbim.
1999, Slank merilis album ganda yang diberi judul 999+09 dengan total duapuluhtujuh lagu yang dibuat dalam dua versi. Versi abu-abu dan versi yang biru. Versi biru, single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati, Ngangkang, serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa Potlot dan meminta pendapat mereka perihal lagu yang pas dijadikan single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang dan politisi yang mengumbar janji manisnya.
Di klip video lagu tersebut Slank bermain di tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari tiap album. Sista Petty album abu-abu dan Friday album biru. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999, Bimbim menikahi seorang gadis bernama Reny. Slank kemudian merilis album pilihan dengan titel De Bestnya Slank plus gubahan oleh DJ Anton di lagu Ngangkang dan Malam Minggu Lagi yang direkam secara live di Potlot.
Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1, bonus sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Masalah sosial dan keprihatinan Slank tentang lingkungan direkam dalam tembang Lembah Baliem dengan akhiran Yamko Rambe Yamko dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank memasukkan orkestra. Erwin Gutawa ikut membantu lagu pamungkas tersebut. Ada pula ermainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, istri Kaka yaitu Tascha berkontribusi untuk latar.
Sukses album, Slank mengeber konser Virus Road Show pada 22 kota di Indonesia. Meluncur, album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show bonus I Miss You But I Hate You dan Koran Koranan Slank, media bulletin yang bisa didapatkan di luar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset, terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani merekam keributan penonton di Jember,[5] dalam lagu ini Slank mengajak diskusi penonton di tengah lagu mengenai kemunkinan Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gitar bassnya. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi pamunskas.
Slank merilis album studio kesebelas Satu Satu (11) 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Dua lagu pertama menjadi lagu latar film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara Kamu tertuju pada masa adiksi narkoba. Era ini tingkat kreativitas dan produktifitas Slank tinggi, pun, bersih dari ketergantungan. Dengan bonus kondom dan kartu koleksi Slank, album ini diapresiasi AMI Award kategori Album Rock Terbaik . Cover depan album ditulis Edisi khusus suami-istri. Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.[butuh rujukan]
Slank lalu menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka : Bajakan, sebagai bentuk kegelisahan Slank terhadap pembajakan hak cipta. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan kegiatan Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All, direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi live dengan group musik Yoon Band dari Korea Selatan berjudul South Asia. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario RCTI. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan.
Slank berkolaborasi Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-Indonesia, bonus sebuah pick guitar.[butuh rujukan] Slank merayakan ulang tahun ke-20 nya di Lebak Bulus dengan judul Metamorfosa Sebuah Generasi yang banyak diisi musisi diantaranya Netral, Ungu, Koil, dll.

Live perdana dunia

Memasuki tahun 2004 Kaka mengubah citra dirinya dengan rambut mohawk. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Pada kesempatan konser ini Slank membawakan lagu-lagu baru dan belum pernah direkam secara live untuk dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama Road to Peace. Naif berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank beserta lagu P3K yang juga direkam di Potlot. Lagu lainnya direkam langsung di atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi andalan album ini.
Ada juga karya Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu dengan aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan Blues Traveler, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. Bahkan lagu Make Love Not War direkam saat Slank sedang checksound di Yogyakarta. Klip lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan pada lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut. Bonus album ini adalah poster dan masker berlogo peace karya Slanker Makassar bernama Firman.
2004, Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia Aid, Thailand, dan membawakan Karikatur, album Satu-satu. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah Simple Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou, Hoobastank, dll. Akhir 2004, merilis P.L.U.R, singkatan Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank yang sebelumnya setia dengan jargon Piss. ANdalannya Ku Tak Bisa, Biru, dan Juwita Malam ciptaan Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu Juwita Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film Banyu Biru yang dibintangi Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu Indonesiakan Una. Bonus sticker, poster, kalender. Akhir tahun 2005 majalah GitarPlus mengapresiasi Slank dengan album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung blues rock 'n roll menyaru ke permainan gitar rock modern.
2004 pula, ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya, 26 Desember, bertepatan dengan bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation. Lagu Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.[butuh rujukan]
Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya pada awal tahun 2005, Slank dan Iwan Fals diajak oleh Deteksi Production untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul Bersatu Dalam Damai. Dalam konser Slank dan Iwan Fals terkumpul 2,9 Milyar Rupiah yang kemudian disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol.
Tahun 2005, Slank di daulat MTV Indonesia menjadi Icon.[butuh rujukan] Saat itu Slank berhasil mengalahkan Dewa dan Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh Gigi, Seurieus, Netral, Shanty dll. Slank sendiri tampil di akhir acara dengan lagu-lagunya.[6]
2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya tampil di Korea Selatan. 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota Gwangju. The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu Bang Bang Tut dan Virus (English Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band, musisi yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.
Masih pada tahun yang sama, Abdee Negara melelang gitar Fender Stratocaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta. Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya saat rekaman maupun tour Slank sejak pertama Abdee bergabung. Harga tersebut dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga sempat melelang bass Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.
Di tahun 2005, Slank merilis klip live DVD dan VCD. Diambil dari konser A Mild Live Soundrenaline dengan materi lagu lima kota tempat berlangsungnya konser seperti Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Slank juga mengajak vokalis Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu I Miss You But I hate You.

Ajaran Slankissme

Akhir 2005, Slank merilis album studio ke-14, Slankissme. Hingga pada ulang tahun Slank ke-22 tahun di Ancol mereka telah memainkan materi album tersebut. Konser ulang tahun tersebut dimeriahkan oleh PAS Band, Peterpan, Naif, Seurieus, J-Rock's, The Brandals, Speaker F1rst, Teamlo, Melanie Soebono, Ratu, Cokelat, Jacko, Shanty dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu.
Slankissme sendiri adalah sebuah akronim dari Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme. Bimbim menyebut bahwa ada 13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan menjalani. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Tiga belas ajaran gak sempurna ini dijadikan Manifesto Slank, dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan manifesto-nya tersebut. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang balada Gak Ada 2nya serta Yang Manis, ketiganya dibuat klip. Kritis BBM dan Alami (Slank bermain akustik disini) diciptakan dalam sehari.
2 Januari 2006, Slank berangkat ke Jepang dengan tujuan acara Charity for Sumatra. Kemudian Slank gencar mempromosikan album barunya. Baik dari live on air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota di Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena pada tahun ini, selain promo album Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank Since 1983 di Malaysia dan promo di negara tersebut. Di Malaysia, Slank harus kerja keras dan mereka kelelahan karena interview di televisi, radio serta media cetak disana. Puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta foto bersama.
Di Ngedjinggo Bareng Slank ini, mereka selalu mampir ke suatu tempat untuk kegiatan sosial yang melibatkan rakyat kecil dan juga kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di televisi, lalu juga konser sebagai penutup di event musik terkenal Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk mengisi acara di lima tempat live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana. Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album Slank yang telah dialihbahasakan ke bahasa Inggris agar albumnya bisa rilis di luar negeri. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan bermain di sana.
Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada. Blues Saraceno, mantan gitaris group band Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di Musician Institute, Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group Crowned King, Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada.
Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh Slank di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunialah tujuan berikutnya Slank. Slank ingin kembali menjadi underground, yang belum dikenal oleh siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.[butuh rujukan]
Tahun 2006 ditutup dengan sebuah pesta ulang tahun yang ke 23 berjudul 23rd Slank Indie Festival. Dengan dua panggung, acara ini memang banyak mengambil musisi-musisi jalur Indie seperti Nidji, Steven n Coconut Trezz, Suicidal Sinatra, The S.I.G.I.T, Sheila on 7 dll.

Pro-KPK digugat DPR

2007, Slank kembali mengeluarkan Slow But Sure. Inilah album yang bisa dibilang jawaban permintaan akustik Slank. Di album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu Me & Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu Sin City. Kemudian ada lagu My Scooter Love, diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir lagu suara Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu. Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff nya. Karena ada kata yang mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu ini di putar di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada sebuah hidden track di lagu ini berjudul Lilo. Lagu ini tidak tercatat di album tersebut tapi liriknya terdapat di booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game Lilo. Single album ini adalah Cinta?, Slalu Begitu, dan Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah sebuah boxer.[butuh rujukan]
Slank masih melanjutkan acara tour Ngedjinggo Bareng Slank di musim yang kedua ini bersamaan dengan promo Slow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya duduk di sebuah koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu Me & Reny, Slank melakukan rotasi. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi.
Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser Slank untuk perilisan album internasional pertamanya. Slank yang biasanya tampil di semua kota dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya mengambil jatah satu kota.
Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus menyusul karena masalah visa. Nama aslinya yang berbau islami menjadi pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika. Maklum saja, pasca isu teroris berkembang, Amerika selalu waspada dan sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari negara Arab. Hal itu pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya yang berbau Arab.
Rekaman Slank di Studio City Sound dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah Ridho datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat membuat sebuah lagu berjudul Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya pada tahun 2008.
Tahun 2008, Slank sempat akan digugat oleh DPR karena saat itu Slank aktif mendukung KPK dan sempat memberikan CD yang berisi lagu-lagu Slank sebagai bentuk dukungannya dan aktif bersuara saat melakukan pertunjukan. Namun ternyata ada lagu yang berjudul Gossip Jalanan (dari album PLUR, tahun 2005) yang dianggap menyakiti lembaga tertentu.[7][8] Kasus tersebut sempat ramai dibicarakan, dan banyak dukungan datang untuk Slank. Slank pun kerap dapat banyak permintaan membawakan lagu tersebut saat mereka melakukan pertunjukan.
Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. Slank berkenalan dengan musisi dari Jepang bernama The Big Hip. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personel tersisa melakukan jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip diboyong di pesta ulang tahun Slank ke-24 di Surabaya dengan titel From Slank With Love yang menampilkan Maia Estianti, T2, Sarah Idol, Sherina, Astrid, Julia Perez, dan Nirina Zubir.

Generasi biru

Pada tahun 2009, Slank bermain film yang diberi judul Generasi Biru. Film ini bekerja sama dengan sutradara handal Garin Nugroho. Filmnya menceritakan tentang perjalanan karier Slank dalam bentuk koreograpi. Para personel Slank menjadi dirinya sendiri. Ada 3 unsur dalam film ini. Yang pertama adalah animasi, koreo, dan dokumenter Slank yang kebanyakan mengambil scene pada acara Slankers Day. Banyak lagu Slank yang juga diputar di film tersebut yang kemudian dirilis albumnya dengan tambahan dua lagu yaitu Slank Dance dan Monogami. Di IMDB, nilai untuk film Generasi Biru mendapat nilai 7,4.

Nggak Ada Matinya

2013, di usia ke-30 tahun, Slank secara khusus menghadirkan beragam persembahan istimewa untuk Slankers yang selalu setia mendampingi Slank dalam situasi apapun terdapat : Film layar lebar, konser Road To 30th, konser akbar HUT 30th dan sebuah album terbaru Slank yang keseluruhannya merujuk pada satu jargon yaitu Slank Nggak Ada Matinya. Ini adalah album ke-20, terdapat 11 buah lagu. Album ini pun diproduseri sendiri dengan SLANK Record sebagai executive producer, PT. Virgo Ramayana Music & Entertainment sebagai distributor & Slank Records/PT.Nadaku Musik sebagai publisher.
Mereka bekerja sama dengan KFC Indonesia & Music Factory. Album ini direkam selama ramadhan, 12– 31 Juli 2013 di studio Slank Rec, Potlot, yang direkam serta diramu-akhir oleh Nandathebreng. Mastering album dikerjakan oleh Hok Laij. Album diedarkan dalam compact disc dan tersedia di seluruh store KFC se-Indonesia. Didalamnya, Slank turut menyertakan Pidato Soekarno di awal lagu Ngindonesia (courtesy of Youtube).

Reuni

Slank satu panggung dengan mantan personelnya Pay (gitar), Reynold (gitar) dan Indra Q (keyboard,piano), yaitu ketika merayakan ulang tahun ke 30 di Gelora Bung Karno, 13 Desember 2013. Minus Bongky yang belum pernah turut dalam konser bersama.

Ngeslank Rame-Rame

Pada ulang tahun ke-31, Slank bekerja sama dengan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara untuk menggelar konser yang bertema Ngeslank Rame - Rame acara berlangsung dengan lancar dan meriah, banyak bintang tamu yang hadir seperti Tata Janeeta , Poppy Sovia dll.

Diskografi

Album Studio

  1. Suit... Suit... He... He.. (Gadis Sexy) (1990)
  2. Kampungan (1991)
  3. Piss! (1993)
  4. Generasi Biru (1994)
  5. Minoritas (1996)
  6. Lagi Sedih (1997)
  7. Tujuh (1998)
  8. Mata Hati Reformasi (1998)
  9. 999+09 (Abu-Abu) (1999)
  10. 999+09 (Biru) (1999)
  11. De Bestnya Slank (2000)
  12. Ngangkang - Single (2001)
  13. Virus (2001)
  14. Satu Satu (2003)
  15. Road to Peace (2004)
  16. PLUR (2004)
  17. A Mild Live Soundrenaline Reborn Republic Slank (2005)
  18. Slankkissme (2006)
  19. Slankography (Repackaged) (2006)
  20. Slow But Sure (2007)
  21. The Big Hip (2008
  22. Anthem For The Broken Hearted(2009)
  23. Jurus Tandur No. 18 (2010)
  24. I Slank U Mini Album (2012)
  25. I Slank U Repackage
  26. I Slank U The Album (2012)
  27. ISLank (ISL-Slank) Mini Album (2012)
  28. Slank Nggak Ada Matinya (2013)
  29. Indonesia WOW - Single (2014)
  30. NgeSlank Rame Rame - Single (2014)
  31. Halal (single religi) (2015)
  32. Restart Hati (2015)

Album Live

  1. Konser Piss 30 Kota (1998)
  2. Virus Roadshow (2002)
  3. Bajakan (2003)
  4. Road to Peace (2004)

Album Soundtrack

  1. Ost. Get Married (2007)
  2. Ost. Generasi Biru (2009)
  3. Ost. Get Married 2 (2009)
  4. Slank Party (2011)

Album Mini

  1. I Slank U (2012)
  2. ISLankU (ISL-Slank) (2013)

Album Sponsor

Serba-serbi

Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Dan Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers dan penggemar cewek dikenal dengan sebutan SLANKY [2].

Slank Fan Club

Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagaimanager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama Slank Fans Club.[9].
Saat konser di Southorn Stadium, Hong Kong, Slank meresmikan pembentukan kelompok slankers di Hong Kong. Peresmian Community Slankers Hong Kong (Comsho) itu ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Bimbim dan Bunda Ifet.[2]

Buletin Slank

Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadwal, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.
Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.

Koran Slank

Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.

Trivia

  • Hampir 90% lagu-lagu Slank diciptakan oleh Bimbim.
  • Ketika Bimbim di operasi, Slank tetap bermain di acara on air di televisi tanpa Bimbim. Bimbim menonton teman-temannya bermain dari televisi.
  • Menurut Ivan, Abdee pernah menendang sampai terjatuh ampli dan headnya karena kesal terhadap sound gitar nya yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
  • Abdee dan Ivan berasal dari satu band yaitu Flash. Dan Ivan lah yang merekomendasikan Abdee untuk mengisi kepergian Reynold yang hengkang pada tahun 1996
  • Ridho memiliki sebuah tempat usaha Futsal
  • Kaka adalah seorang rocker yang hanya tamat Sekolah Dasar. Dia drop out saat SMP
  • Cita-cita awal Kaka adalah menjadi seorang pemain sepak bola
  • Bongky, Indra dan Pay membentuk sebuah band bernama BIP setelah keluar dari Slank
  • Ketika Bimbim bernyanyi di sebuah konser, hampir dipastikan seluruh Slanker duduk.
  • Bunda Iffet pernah menulis sebuah buku pada 2004 dan diberi judul Bundaku Sayang
  • Selain sebagai gitaris, Ridho juga bermain keyboard untuk lagu-lagu Slank yang menggunakan piano/keyboard. Hal itu dikarenakan karena di antara personel Slank, Ridho lah yang paling fasih memainkan alat musik tersebut
  • Pada tahun 2002, Abdee pernah melakukan jam session dengan gitaris kenamaan, Paul Gilbert. Meski hanya beberapa menit. Dan pada tahun 2006, Abdee menjadi opening artist di konser Paul Gilbert di Ancol bersama sama dengan Eet Sjahranie (Edane), dan John Paul Ivan (Eks. Boomerang (band)) dengan membawakan lagu Juwita Malam karya Ismail Marzuki.
  • Slank kerap kali membagikan bonus disetiap album yang di rilisnya. Bonus nya bervariasi. Dari mulai sticker, kalender, poster, masker, pick guitar, boxer, tali handphone, kaus, dan bahkan kondom. Hal itu dimaksudkan agar orang terutama Slanker membeli produk aslinya.
  • Slank adalah band indie, karena merekalah yang menjadi produsernya sendiri
  • Lagu Slank berjudul Lagi Gampang (album Tujuh), diaransemen ulang oleh penyanyi wanita Melanie Soebono, yang juga merupakan anak dari promotor Adrie Soebono
  • Slank mempunyai crew yang diberi nama Jaddah Slank
  • Abdee pernah menjadi konsultan gitar di majalah GitarPlus dari tahun 2004-2006. Disitu, pembaca boleh mengirimkan pertanyaan seputar gitar dan dijawab langsung oleh Abdee
  • Lagu Slank berjudul Terlalu Manis masuk dalam 30 Lagu Akustik Wajib Kulik versi majalah GitarPlus Mei 2005
  • Lagu Slank berjudul Juwita Malam pun pernah masuk dalam lagu yang diaransement ulang terbaik versi majalah yang sama, GitarPlus
  • Album pertama Slank, Suit-suit... He He (tahun 1990), diakui oleh beberapa musisi sebagai album favoritnya. Sebut saja Iman (J-Rocks,Funky Kopral), Opet Alatas (Tiket,GIGI), dan gitaris Eet Sjahranie (Edane,God Bless)
  • Ridho pernah memberikan gitar kepada Eet Sjahranie. Gitar yang diberikan adalah gitar endorsement nya Ridho.
  • Para personel Slank mempunyai hobby olahraga yang sama yaitu Sepak bola dan pernah mendirikan SSC (Slank Soccer Club)
  • Abdee juga sempat tercatat pernah membantu Sherina, untuk mengisi permainan gitar slide nya di lagu berjudul Sendiri
  • Lagu Slank berjudul Memang, Pulau Biru, dan Terbunuh Sepi masuk dalam 150 Lagu terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone Indonesia
  • Album Slank Suit-suit... He he dan Kampungan masuk ke dalam 150 Album Terbaik Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stones Indonesia
  • Album The Big Hip pun masuk sebagai album terbaik di 2008 versi majalah Rolling Stone Indonesia