Minggu, 08 Oktober 2017

47 RONIN

47 RONIN: PEMBALASAN SAMURAI TAK BERTUAN

47 ronin
Pembalasan 47 ronin (samurai tak bertuan) yang terkenal ini diilhami kisah nyata pada abad 18 di Jepang. Diantara banyak kisah samurai yang sudah difilmkan, 47 Ronin merupakan kisah yang disebut-sebut sangat tepat menggambarkan ‘bushido’ (symbol kehormatan samurai).
Film diawali dengan kematian sang pemimpin samurai, Asano Naganori (Min Tanaka). Asano terbukti melukai seorang pejabat bernama Kira Yoshinaka (Tadanobu Asano), dan untuk itu Asano harus melakukan ritual seppuku (ritual bunuh diri). Agak berbeda dengan bukunya yang menyebutkan Asano melukai Kira karena Asano mengetahui Kira adalah pejabat korup. Dalam film ini, Asano disihir oleh penyihir Kira (Rinko Kikuchi) yang mengaburkan pandangan Asano dan lalu melukai Kira. Saya sih belum baca bukunya, tetapi review bukunya di Goodreads dan Wikipedia tidak menyebut-nyebut adanya penyihir. Kalaupun ada seharusnya elemen sepenting itu tidak terlupakan dalam sinopsis atau review. Karena si penyihir ini memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan si pejabat korup, Kira.
Oishi (Hiroyuki Sanada), tangan kanan Asano, kemudian merencanakan pembalasan atas kematian tuan mereka. Setelah setahun berada dalam lobang tahanan, Oishi dibebaskan dan mulai mengumpulkan ronin yang sudah berserak dan berpindah profesi. Nah lagi-lagi, dalam review bukunya disebut bahwa pembalasan dendam ini delakukan setelah 2 tahun kematian Asano. Kenapa harus 2 tahun? Oishi sengaja merencanakan ini untuk mengelabui Kira. Seiring waktu berjalan Kira akan menganggap para samurai tak bertuan sudah tak berbahaya lagi dan tak punya keinginan membalas dendam. Nah, saat Kira lengah seperti inilah rencananya Oishi dan para ronin akan membalas dendam. Masih dalam review bukunya di Wikipedia, Oishi disebut-sebut mabuk-mabukan selama 2 tahun ini dan meyakinkan seluruh penduduk desa dan Kira sendiri bahwa ksatria samurai sudah berakhir, padahal aksi mabuk-mabukan ini hanya berpura-pusa saja. Namun di film ini, Oishi tak bisa langsung balas dendam karena dia harus ‘dipenjara’ dulu di lubang selama setahun. Itu sesuai dengan perintah Kira kepada tentaranya “masukkan Oishi ke lobang, patahkan semangatnya”.
Adalah Kai (Keanu Reeves), yang disebut-sebut sebagai anak campuran iblis dan manusia, yang akhirnya membantu Oishi. Kai ditemukan dan dibesarkan oleh Asano ketika Kai masih kecil. Tidak ada yang tahu darimana asal Kai. Semua warga menganggap Kai adalah anak campuran iblis dan tidak ada seorangpun yang menyukainya kecuali Asano dan putrinya, Mika (Kô Shibasaki). Hubungan Kai dan Mika berubah menjadi cinta namun terlarang. Sebelum kematian Asano, Kai sendiri sudah berkali-kali mengingatkan Oishi tentang si penyihir namun sama seperti yang lainnya, Oishi menanggapi Kai dingin dan balik mengejek “ hanya turunan iblis yang bisa melihat kaumnya (penyihir, dll)”. Pada saat Oishi bebas, Kai-lah yang pertama sekali dia cari dan dia yakin dapat membantu mereka membunuh Kira dan menyelamatkan Mika yang dalam hitungan jam akan dinikahi secara paksa oleh Kira. Mengingat hutang budinya kepada Asano, Kai bersedia membantu Oishi. Menyelamatkan Mika dari cengkeraman Kira, adalah juga alasan Kai mau bergabung dengan Oishi.
Usaha balas dendam para ronin ternyata tidak gampang, Kira dibantu dengan penyihirnya bukan musuh yang mudah dikalahkan. Selain kurangnya senjata, ronin yang tersisa hanya 47. Disinilah, keteguhan hati dan loyalitas samurai ini dipertaruhkan. Asal usul Kai terungkap dalam perjalanan mereka mencari senjata. Ada yang unik namun sangat fundamental tentang asal-usul Kai. Bahwa ternyata pemimpin tempat Kai berasal sengaja menjadikan tempat itu menjadi utopia hidup yang ‘bersih’ dan terbebas dari kecemaran dan hawa nafsu dunia, meskipun bagi Kai, hal itu justru mengekangnya. Kai berpikir harusnya dia hidup berbagi dengan manusia lainnya.
Sebagai kisah yang telah melegenda, kisah 47 Ronin memang yang paling terkenal dalam sejarah samurai Jepang. Lambang kehormatan samurai benar-benar dijalankan dengan tepat oleh ke 47 ronin. Tetapi sebagai sebuah cerita saya lebih menyukai The Last Samurai. The Last Samurai tidak banyak menyuguhkan aksi bunuh-bunuhan, pedang-pedangan, dsb namun menghadirkan sebuah ‘cerita’ – konflik internal si kakang Tom, masa lalu, konflik dgn timnya yg jadi musuhnya, persahabatan dgn penyandera, kisah cinta tak terungkapkan, dan perenungan dan pergumulan si tokoh utama (Tom Cruise). Seandainya benar dibukunya tidak ada si penyihir dan Kai, maka kisah 47 ronin kurang lebih sama dengan kisah pembalasan dendam lainnya. Dan seandainya difilmnya juga tidak ada si penyihir dan Kai, akan sangat flat, berat dan membosankan. Keberadaan si penyihir dan Kai terutama, membuat film ini jadi hidup. Oke, emang kayaknya saya harus baca bukunya nih! Saat keluar dari studio, penonton menggerutu ‘apa artinya tuh gambar si cowok dgn tato tengkorak diwajah dan pegang pistol padahal cuma muncul 5 detik or so…?’ Indeed, ini satu hal yang ga penting juga untuk ditampilin di poster. Saat calon penonton melihat gambar-gambar film yang akan ditonton, sudah ada ekspektasi lho, so be careful!
Well, harus saya akui teknologi canggih ini membuat film-film action dan fantasy selalu terlihat woow apalagi nontonnya di bioskop. Untuk itu, kudu nonton deh, di bioskop yaa…kecuali ente punya home theater di rumah :p
47 Ronin sempat ditunda penayangannya berulang kali. Awalnya diumumkan pada 21 November 2012, namun diundur pada 8 Februari 2013. Secara global 47 Ronin siap dimainkan bertepatan dengan perayaan natal pada 25 Desember 2013. Untuk Indonesia sendiri, 47 Ronin sudah tayang di Cinema 21.

Judul : 47 Ronin
Durasi : 119 menit
Sutradara : Carl Rinsch
Genre : Action, adventure, fantasy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar